SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
SIKLUS HIDUP SISTEM
Oleh :
NPM : 35112986
Nama : Ramadhani Azhari
Kelas : 2DB01
UNIVERSITAS GUNADARMA
Tahun 2013 - 2014
1.
SIKLUS HIDUP SISTEM
9.1. Dasar Perencanaan
Sistem Informasi Berbasis Komputer
Dua
cara perencanaan alternatif untuk melakukan Sistem Informasi Berbasis Komputer (CBIS):
1. Objective orientation (orientasi tujuan) digunakan bila Sistem
gagal dilakukan.
2. Problem orientation (orientasi masalah) digunakan system yang
telah ada hanya perlu dimodifikasi agar dapat menangani masalah lebih baik.
9.2. Siklus Hidup Sistem
- Fase Perencanaan
1. MENGENALI MASALAH
CBIS yang diprakarsai eksekutif memiliki dua karakteristik yaitu,
mempunyai cakupan yang luas dan berpengaruh terhadap tampilan jangka panjang perusahaan.Permintaan
pelaksanaan proyek CBIS berasala dari manajer tingkat bawah. Karena tiap hari
mereka berhubungan dengan system mereka, sehingga lebih tau kesulitan dan
peluang yang ada.Spesialis informasi bekerja di balik layar, sehingga tidak
mengetahuai adanya masalah pada proyek CBIS. Sehingga ia membutuhkan bantuan
dari orang lain yang mengetahui adanya masalah.
2. MENDEFINISIKAN MASALAH
Manajer hanya perlu mengidentifikasi dimana masalah itu berada dan
apa kesalahan umumnya lalu mencari pemecahannya. JIka manajer tidak ingin
melakukan end‐user computing, maka ia meminta bantuan kepada
spesialis informasi.
3. MENYUSUN TUJUAN SISTEM
Tujuan dari sebuah system adalah untuk menentukan kebutuhan
informasi. Dan ahirnya informasi tersebut menentukan kriteria penampilan CBIS
yaitu standart penampilannya.
4. MENGIDENTIFIKASI KEADAAN SISTEM
CBIS akan beroprasi jika banyak kendala.Beberapa kendala tersebut
diakibatkan oleh lingkungan luar. Sebaiknya semua kendala diidentifikasi
sebelum pekerjaan CBIS dimulai. Agar, disain CBIS bias diarahkan untuk mengatasi
kendala tersebut.
5. MELAKUKAN STUDI KELAYAKAN
Analis system mengumpulkan informasi untuk melakukan studi
kelayakan. Sehingga manajer dapat memecahkan masalah yang telah didefinisikan
atau mencapia tujuan yang diinginkan.
Lima dimensi kelayakan proyek:
• Teknis : computer dapat mekalukan proses
yang diperlukan.
• Ekonomis : Sistem dapat diatur secara
ekonomis.
• Resmi
• Oprasional : system akan dan dapat menerima
dukungan dari user.
• Terjadwal : untuk mengimplementasikan
system tidak ada kendala waktu.
6. MEMBUAT PROPOSAL PROYEK STUDI
Studi system akan memberikan dasar yang lengkap untuk disain
system baru, mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Proposal proyek studi terdiri dari:
Bagian 1‐3 pendahuluan, masalah, tujuan, dan
kendala.
Bagian 4 menjelaskan kemungkinan pemecahan masalah dalam sistem
dan alternatif.
Bagian 5 penjelasan lebih mendetail alernatif yang cocok pada
suatu keadaan tertentu.
Bagian 6 menjelaskan pengaruh positif dan negatif sistem pada
suatu perusahaan.
Bagian 7 menggambarkan rencana implementasi umum.
Bagian 8 mengidentifikasi tugas pelaksanaan studi dan dana yang
dibutuhkan.
7. MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI
PROYEK STUDI
8. MENETAPKAN MEKANISME PENGONTROLAN
Pengontrolan proyek dilakukan agar dapat dipastikan bahwa biaya
dan waktu memadai. Pengontrolan proyek meliputi spesifikasi apa yang perlu
dilakukan, siapa yang akan melakukannya, dan kapan pelaksanaannya.
-
Fase Analisis dan Disain
1. Mengumumkan Proyek Studi
Jika
perusahaan mengimplementasikan jenis aplikasi kornputer yang baru, maka manajemen
harm bisa meredakan kekhawatiran para pekerja. Cara terbaik untuk menghilangkan
kekhawatiran mereka adalah dengan menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh
komputer.
2. Staf Untuk Proyek Studi
Team atau
beberapa team proyek yang akan melakukan studi sistem diatur nmatau disusun.
Sebuah team terbentuk atas para pemakai dan satu analis sistem atau lebih.
3. Mendefinisikan Keperluan Informasi
Analis
harus mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan informasi dari pemakai. Analis tersebut adalah dengan
melakukan :
• Interview
Perorangan
• Obeservasi
• Pencarian
Record
• Survey
4. Mendefinisikan Kriteria Penampilan Sistem
Bila
kebutuhan informasi untuk rnanajer telah didefinisikan, maka sekarang
dimungkinkan untuk menentukan dengan tepat apa yang hams dilakukan CBIS. Ini
adalah kriteria penampilan yang telah dinyatakan secara umum pada waktu fase
perencanaan.
5. Merancang Subsistem Secara lengkap
Dalam
merancang subsistem secara lengkap, analis menggunakan alat dokumentasi yang
dijelaskan dalam lampiran. Kombinasi alat yang baik terdiri atas .
(1) diagram
arus data untuk mendokumentasikan pemrosesan dengan cara yang ringkas
(2) bahasa
Inggris terstruktur untuk mendokumentasikan pemrosesan secara lengkap
(3) kamus
data untuk mendokumentasikan data.
6. Mengidentifikasi Konfigurasi Peralatan Alternatif
Tugas
berikutnya bagi analis adalah menentukan konfigurasi peralatan komputerisasi,
yang akan memungkinkan program dapat menjalankan pernrosesan dengan cara yang
efisien. Penentuan atau pemilihan ini adalah proses yang urut, yang dimulai
deilgan pengidentiftkasian berbagai macarn kombinasi pefalatan yang dapat
menjalankan tiap program.
7. Mengevaluasi Konfigurasi Alternatif
Analis,
yang bekerja sarna dengan manajer, mengevaluasi tiga alternatif entri pesanan.
Salah satu yang terpilih adalah yang paling cocok bagi subsistem dalarn
mencapai tujuannya. Namun ia mempunyai kendala. Subsistem yang lain dievaluasi
dengan cara 'yang sama. Di sini analis dan manajer mengidentifikasi konfigurasi
terbaiknya. Kemudian, mereka harus mempertimbangkan semua subsistem secara
bersamasama untuk rnengidentifikasi sebuah konfigurasi yang dapat rnemberikan
dukungan terbaik bagi system secara keseluruhan.
8. Menentukan Konfigurasi Yang Terbaik
Analis
mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan mengatur kombinasi peralatan,
sehingga semua subsistem akan sesuai dengan satu konfigurasi. Sebagai contoh,
input OCR munglun diganti dengan input terminal CRT untuk subsistem
inventarisasi dan account receivable. Bila hal ini telah dilakukan, analis membuat
rekomendasi kepada manajer untuk persetujuan. Jika konfigurasi tersebut tidak
dapat diterima, analis rnelanjutkan pekerjaannya bersarna manajer sarnpai
dicapai kesepakatan. Bila manajer telah menyetujui konfigurasi yang telah
dibuat, maka konfigurasi tersebut dimintakan persetujuan kepada komite SIM.
9. Membuat Proposal Proyek Pengimplementasian
Sebelum
manajer mengalokasikan dana tambahan untuk menutup biaya pada fase
pengimplementasian, analis harus melakukan pengaturan yang akan dilakukan. Analisis
membuat implementation project proposal (proposal proyek pengimplementasian)
yang memberikan kerangka bagi pekerjaan yang akan dilakukan, keuntungan yang
diharapkan, dan biaya.
10.Menyetujui atau Tidak Menyetujui Proyek Pengimplementasian
Selama pelaksanaan
studi sistem, CIO terus memberikan informasi kemajuan kepada kornite SIM, dan
ia meminta saran kepada komite bila muncul pertanyaan yang sangat penting.
Hasil dari situasi yang sehat
ini datang ketika kornite menyetujui atau tidak menyetujui proyek
pengimplementasian. Komite meninjau kembali proposal yang dibuat atas
bantuannya.
11.Melengkapi Dokumentasi Sistem
Adanya
kesetujuan terhadap pengimplementasian menunjukkan bahwa usaha analisis dan
disain berhasil. Langkah terakhir adalah melengkapi dokumentasi yang memberikan
hubungan komunikasi kepada fase implementasi.
-
Fase Implementasi
1. MERENCANAKAN IMPLEMENTASI
Mekanisme pengontrolan ditetapkan pada akhir fase perenCanaan
dalam bentuk grafik atau diagram jaringan. Mekanisme pengontrolan terus diperbaharui
dan dibuat lebih lengkap. Manajer dan spesialis informasi mempunyai pengetahuan
tertentu mengenai desain sistem, dan mereka bisa menggunakan pengetahuan tersebut
untuk mengembangkan rencana implementasi yang sangat lengkap atau detail agar
sistem yang baru bisa digunakan.
2. MENGUMUMKAN PROYEK IMPLEMENTASI
Proyek Implementasi diumumkan kepada para pekerja seperti cara
mengumumkan studi sistem. Tujuannya untuk menghilangkan kekhawatiran
kekhawatiran para pekerja. Tujuan lainnya, yaitu meminta dukungan dari para
pekerja. Banyak pekerja yang akan terlibat dengan pengimplementasian tersebut,
dan dibutuhkan ketja sama dari mereka.
3. MENGORGANISIR STAFF PELAYANAN INFORMASI
Selagi bidang administrasi komunikasi data dan database
mengembangkan desain, maka dilakukan usaha perekrutan dan training untuk
mendapatkan staf pemrograman sesuai dengan kebutuhan jumlah dan keterampilan
yang direncanakan. Sekarang, programmer dimasukkan ke dalam team proyek.
4. MENENTUKAN KOMPUTER
• Meminta
Proposal, desain system harus bisa dilihat oleh pemasok. Yang menawarkan
berbagai jenis peralatan komputerisasi, dimana berisi konfigurasi yang telah di
setujui. Dan setip pemasok harus di beri request for proposal(RFP). RFP
bertugas meringkas bagian dari proposal study system dan proposal proyek. Paket
dokumentasi program yang diseertakan RFP berisisi deskripsi yang detail
mengenai tiap program, kaitannya dengan input, proses utama dan output.
• Proposal
dari pemasok
Jika
pemasok ingin mendapatkan pesanan, maka ia harus membuat proposal yang
menjelaskan sejauh mana peralatannya dapat memenuhi kriteria penampilan yang
sebagain besarnya proposal tertulis Beberapa proposal hanya berbentuk surat,
sedangkan proposal yang lain bisa bersifat sangat lengkap.
• Pemilihan
pemasok
Salah satu
cara perusahan mengetahui apakah kriteria penampilan memenuhi sistem adalah
dengan menetapkan benchmark problem (masalah benchmark / yang bisa menunjukkan
tingkat penilaian) bagi tiap pemasok untuk dipecahkan dengan hardaware yang
diajukannya. Dan penggunaan masalah benchmark bisa menentukan tingkat pemilihan
pemasok.
5. MEMBUAT PERPUSTAKAAN SOFTWARE
Bila perusahaan memutuskan untuk membuat sendiri software
aplikasinya, maka programmer menggunakan dokumentasi yang dibuat oleh analis
sistem sebagai point awal. Programmer mungkin akan membuat dokumentasi yang
lebih detail; misalnya deskripsi bahasa Inggris terstruktur dan deskripsi kamus
data. Pengkodean dilakukan dan program diuji. Hasil dari semua ini adalah
perpustakaan software yang berisi program aplikasi.
6. MEMBUAT DATABASE
Tingkat kesulitan pembuatan database jika (1) pemisahaan sedang
melakukan perubahan dari sistem file manual menjadi sistem dengan media
komputer, (2) file tersebut jumlahnya besar, (3) file tersebut berisi data yang
sangat lama. dan (4) beberapa data belum diurus pada waktu lalu. Administrator
database (DBA) bertanggung jawab atas semua fase aktivitas database. Bila skema
database telah dibuat maka DBA dapat memberikan pedoman pemilihan DBMS kepada
komite SIM mengenai DBMS mana yang terbaik, dan selanjutnya komite membuat
keputusan. Bila keputusan ini telah dibuat, DBA melakukan pembuatan database
dan memberikan training kepada pemakai.
7. MENDIDIK PESERTA DAN PEMAKAI
• Pendidikan internal :
Para pekerja di tingkat operasional harus mempelajari cara
melakukan tugas pengarsipan form, pengoperasian terminal, dan penggunaan
output. Manajer harus memahami peranan departemennya dalam sistem baru,
mengetahui arus data dan informasi yang menghubungkan departemen, mengetahui cara
menggunakan sistem tersebut.
• Pendidikan Lingkungan
Pemasok dan pelanggan umumnya perIu lebih banyak informasi
mengenai sistem baru tersebut dari pada anggota lingkungan yang lain.
Pendidikan ini dapat dilakukan oleh anggota dari departemen hubungan industri
perusahaan, yang dibantu oleh staf pelayanan informasi. Orang‐orang yang
perIu disertakan dalam pendidlkan dan jenis pendidikan yang dibutuhkan harus
diidentifikasi pada awal siklus hidup sistem tersebut. Kemudian, program
pendidikan dapat dijadwalkan pada waktu yang tepat sebelum bahan yang
dipelajari tersebut diterapkan.
8. MEMBUAT FASILITAS FISIK
Pekerjaan yang diperlukan untuk membuat fasilitas fisik guna
menempatkan komputer tergantung pada jumlah dan jenis hardware yang diperlukan.
Bila hanya akan menginstal beberapa unit tambahan, maka mungkin mereka dapat
ditempatkan dalam area yang telah ada.
9. MENGGANTI DENGAN SISTEM YANG BARU
Proses penghentian penggunaan sistem lama dan memulai penggunaan
sistem baru disebut cutover. Ada tiga cara pokok, yaitu
• Segera
: Cara yang paling sederhana adalah dengan mengubah sistem lama menjadi sistem
baru pada hari yang telah ditentukan
• Bertahap
: Jika keseluruhan sistem tidak dapat diubah sekaligus, maka ia dapat dibagi ke
dalam subsistem dan mengubah tiap subsistem pada waktu yang berlainan.
• Paralel
: Sistem yang lama masih terus digunakan sampai sistem yang baru secara penuh
dapat dioperasikan. Cara ini memberikan keamanan yang tinggi dalam penjagaan
kegagalan, namun biayanya paling mahal, sebab ada dua set sumber yang harus
dipelihara. Keuntungannya adalah bahwa dengan cara ini masalah yang ada dalam
sistem baru sepenuhnya dapat ditiadakan dengan menggunakan data hidup, sebelum
sistem yang lama dilepas. Bila penggantian ini telah berhasil diselesaikan,
maka dimulailah fase operasi.
-
Fase Operasi
Sesudah penggantian, yaitu jika sistem baru sudah terpasang, maka
dilakukanlah post implementation review (tinjauan post‐implementasi)
untuk mengevaluasi sejauh mana sistem tersebut memenuhi criteria penampilan. Tinjauan
(review) ini diulangi terus, mungkin secara tahunan, sepanjang kehidupan
operasi system tersebut.
PENGARUH YANG BARU PADA SIKLUS HIDUP
SISTEM
Siklus hidup sistem bersifat sangat tradisional. Semua perencanaan
dilakukan, diikuti dengan semua analisis, dan kemudian semua disain, dan
seternsnya. Akhir‐akhir ini ada dua inovasi dalam
pengembangan sistem yang mempunyai pengaruh atas cara tradisional tersebut.
Pengaruh tersebut adalah prototyping dan CASE.
9.3. Prototyping
Prototip memberikan ide mengenai bagaimana sistem dalam bentuk
lengkapnya nanti akan berfungsi. Proses pembuatan prototip disebut prototyping,
dan hal ini paling cocok diterapkan untuk situasi dimana pemakai tidak mengetahui
sepenuhnya mengenai apa yang ia inginkan. Dengan adanya prototip, pemakai lebih
dapat mengetahui kemungkinan yang ada, dan dengan adanya pemahaman yang lebih
baik ini, ia dapat memicu spesifikasi yang lebih tepat.
Langkah prototyping
1.
Mengidentifikasi kebutuhan pemakai : Hal ini dapat dilakukan oleh analis
sistem, terutama dengan cam interview perorangan.
2.
Mengembangkan prototip: Analis sistem dan programmer menggunakan alat untuk
pembuatan
prototip,
misalnya 4GL, DBMS, spreadsheet elektronik, dan bahasa pemodelan.
3.
Mengevaluasi prototip: Analis dan programmer memberitahu pemakai dalam
menggunakan prototip dan memberi kesempatan pada pemakai untuk mengenal sistem
ini.
4.
Menentukan apakah prototip tersebut dapat diterima: Pemakai membeii. masukan
kepada analis dan programmer apakah prototip tersebut memuaskan atau tidak.
Jika ya, maka dilanjutkan Langkah
6, dan jika
tidak, maka dilakukan Langkah 5
5. Merevisi
prototip: Analis dan programmer mengubah prototip tersebut sesuai dengan saran
dari pemakai. Prototip yang telah direvisi dikemukakan lagi kepada pemakai, dan
diulangi lagi Langkah 3 dan 4.
6.
Menggunakan prototip atau menggantinya dengan sistem operasional: Dalam situasi
dimana prototip berisi semua elemen yang dikehendaki, maka prototip tersebut
menjadi sistem operasional. Dalam situasi dimana prototip hanyalah merupakan
shell dari sistem yang diperlukan yang tidak memenuhi elemen yang dikehendaki,
makaprototip tersebut akan berfungsi sebagai blueprint dari sistem operasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://lily.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.6
2. http://lily.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14202/Siklus+Hidup+Sistem.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah apabila ada yang kurang atau salah serta apapun itu dalam postingan saya, agar saya bisa membenahinya. Terima Kasih!!