BAB 1
PENGERTIAN MANAJEMEN
1. Pengertian Manajemen
1.1 Definisi
Manajemen
Manajemen dapat
diartikan sebagai ketatalaksanaan, manajemen, manajemen pengurusan dan lain
sebagainya.
Jika dilihat
dari literatur-literatur yang ada, pengertian manajemen dikategorikan menjadi 3
yaitu :
1. manajemen sebagai suatu proses.
2. manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia.
3. manajemen sebagai ilmu (science) dan sebagai seni
(art).
Dan ada beberapa pendefinisian mengenai manajemen yaitu
sebagai berikut :
1. Manajemen sebagai suatu proses, menurut beberapa sumber :
a.
Enclypedia of
the social science, yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu
dilaksanakan dan diawasi
b.
Haiman, yaitu
fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi
usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
c.
Georgy R Terry,
yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan
melalui kegiatan orang lain.
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
Yaitu merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kolektivitas/kumpulan
orang-orang inilah yang disebut dengan manajemen, sedang orang yang bertanggung
jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan / berjalannya aktivitas manajemen
disebut manager.
3. Ada beberapan pengertian mengenai manajemen sebagai ilmu dan seni.
a.
Chaster I
Bernard dalam buku yang berjudul The Fungction of the Executive, bahwa
manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz
Cyril O'donnel dan Geroge R Terry.
b.
Marry Parker
Follett menyatakan bahwa manajemen sebagi seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
1.2 Manajemen Sebagai Ilmu dan Seni
Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan karena telah
dipelajari sejak lama dan telah di organisasikan menjadi suatu teori. Hal ini
dikarenakan di dalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen yang
kemudian diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalan bentuk
prinsip-prinsip yang diwujudkan dalam bentuk suatu teori.
Manajemen sebagai suati seni,yaitu pandangan bahwa di
dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain, untuk
memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama maka diperlukan suatu
kegiatan yang disebut sebagai managing (mengatur) dan untuk mengatur hal
tersebut diperlukan suatu seni dalam melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan
bersama.
BAB 2
MANAJEMEN DAN MANAJER
2. Manajemen dan Manajer
2.1 Tingkatan Manajemen
Pembagian manajemen dari tingkatan dalam suatu organisasi
:
a. Manajemen Lini (Tingkat Pertama), yaitu
tingkatan yang paling rendah dalam suatu organisasi di mana seorang yang
bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain, misalnya mandor / pengawas
produksi dalam suatu pabrik.
b. Manajemen Menengah (Midle Manager),
mencakup lebih dari satu tingkatan di dalam organisasi. Manager menengah
mengarahkan kegiatan manager lain, juga mengarahkan kegiatan-kegiatan yang
melaksanakan kebijakan organisasi. Contoh Kepala Bagian yang membawahi kepala
seksi.
c. Manager Puncak
(Top Manager), suatu kelompok yang relatif kecil, yang bertanggung jawab atas
manajemen keseluruhan dari organisasi. Mereka yang menetapkan kebijaksanaan
operasional dan membimbing hubungan organisasi dengan lingkungannya. Sebutan
khasnya adalah Chief Executive Officer (Direktur Utama), Presiden dan Senior
Vicepresident.
2.2 Fungsi -
fungsi Manajemen
Manajemen
dapat berarti
pencapaian tujuan melalui pelaksanaan fungsi tertentu, tapi belim ade konsensus
dan kesepakatan apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen.
Fungsi manajemen menurut beberapa
penulis antara lain :
1) Ernest Dale : Planning, Organizing,
Staffing, Directing, Innovating, Representing dan Controling.
2) Oey Liang Lee : Planning, Organizing,
Directing, Coordinating, Controlling.
3) James Stoner : Planning, Organizing, Leading,
Controling.
4) Henry Fayol : Planning, Organizing,
Commanding, Coordinating, Controling.
5) Kontz dan O'donnel : Organizing, Staffing,
Directing, Planning, Controling.
6) William H Newman : Planning, Organizing, Assembling,
Resources, Controling.
7) Goerge R Terry : Planning, Organizing,
Actuating, Controling.
8) Louis A Allen : Leading, Planning, Organizing,
Controling.
9) Josh Robert Beishline : Perencanaan,
Organisasi, Komando, Kontrol.
10) Willem Sprigel :
Planning, Organizing, Controling.
11) Lindal F Urwich :
Forescating, Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controling.
12) Dr. SP Siagian MPA :
Planning, Organizing, Motivating, Controlling.
13) Prayudi Atmosudirjo :
Planning, Organizing, Directing/Actuating, Controlling.
14) DR Winardi SE :
Planning, Organizing, Coordinating, Actuating, Leading, Communicating,
Controlling,
15) The Liang Gie : Planning, Decision Making,
Directing, Coordinating, Controlling, Improving.
2.3
Ketrampilan - ketrampilan Manajerial
Dalam
manajerial mempunyai berbagai ketrampilan, berikut penjelasan secara ringkasnya
:
a) Ketrampilan
konsepsual yaitu ketrampilan atau kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi.
b) Ketrampilan
kemanusiaan yaitu kemampuan untuk saling bekerja sama dengan memahami dan
memotivasi orang lain.
c) Ketrampilan
administrasi yaitu kemampuan yang ada hubungannya dengan fungsi-fungsi
manajemen yang dilakukan.
d) Ketrampilan
teknik yaitu kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosedur
dan metode dari suatu bidang tertentu.
BAB 3
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
3. Evolusi Teori
Manajemen
3.1 Teori Manajemen Klasik
A.
Teori
Manajeman Klasik
Manajement klasik Aliran klasik: Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
Aliran Manajemen Klasik, yang terdiri dari teori manajemen ilmiah (scientific management) dan teori organisasi klasik.
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen, yaitu :
Manajement klasik Aliran klasik: Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
Aliran Manajemen Klasik, yang terdiri dari teori manajemen ilmiah (scientific management) dan teori organisasi klasik.
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen, yaitu :
1. Robert Owen (1771 1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan.
Dia juga sebagai salah seorang pendiri gerakan koperasi konsumsi, adapun usaha yang pernah dilakukan dan mengalami gerakan adalah mendirikan suatu komune di New Harmoni, Indiana pada tahun 1824 Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia. Selain itu Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga membuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
2. Charles Babbage (1792 1871)
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen.
Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
a. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
b. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
c. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya.
d. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu menciptakan mesin hitung mekanis yang pertama, mengembangkan program-program permainan untuk computer, mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.
• Teori-teori organisasi klasik :
a) Henry Fayol (1841-1925)
b) Max Webber(1864-1920)
c) Mary Parker Follett (1868-1933)
d) Chester I. Barnard (1886-1961)
3.2 Teori Perilaku
Kontribusi
studi perilaku ada dua kelompok, yaitu memberikan penekanan pada orang yang ada
dalam pekerjaan dari pada jenis pekerjaan itu sendiri.
• Hawthorne merupakan bagian dari human relation movement (gerak-gerik hubungan manusia), pertama memahami mengenai orang yang bekerja dalam organisasi.
• Kelompok system social, menghasilkan kumpulan materi organizational behaviour (perilaku organisasi)
• Hawthorne merupakan bagian dari human relation movement (gerak-gerik hubungan manusia), pertama memahami mengenai orang yang bekerja dalam organisasi.
• Kelompok system social, menghasilkan kumpulan materi organizational behaviour (perilaku organisasi)
Reaksi berantai yang menghubungkan kebutuhan pekerja dengan perusahaan adalah:
1. Mengetahui kebutuhan bekerja
2. Memotivasi pekerja untuk melakukan pekerjaan demi tercapainya tujuan perusahaan
3. Kerja dijalankan
4. Tercapainya tujuan perusahaan
3.3 Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan Ilmu Manajemen)
Aliran kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak
Perang Dunia II. Pada waktu itu Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang
sangat kompleks dalam perang. Inggris kemudian membentuk Team Riset Operasi
(Reserch Operation), dipimpin oleh P.M.S Blackett. Team ini terdiri dari ahli
matematika, fisika, dan ilmuwan lainnya. Inggris berhasil menemukan
terobosan-terobosan penting dari team tersebut. Amerika Serikat kemudian
meniru, membentuk team riset operasi seperti yang dibentuk Inggris. Komputer
digunakan untuk menghitung model-modek matematika yang dikembangkan. Ketika
perang selesai, model-model dari riset operasi tersebut kemudian diaplikasikan
ke Industri. Industri juga mengalami per-kembangan pesat dengan
persoalan-persoalan yang semakin kompleks. Persoalan tersebut tidak dapat lagi
dipecahkan dengan metode-metode konvensional. Model riset operasi diperlukan
dalam hal ini. Beberapa model riset operasi : CPM (Critical Path Method) yang
digunakan untuk merencanakan proyek, teori antrian untuk memecahkan persoalan
antrian.
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini lebih sederhana dan dapat diaplikasikan langsung pada situasi manajemen. Beberapa contoh model manajemen operasi adalah : pengendalian persediaan seperti EOQ (Economic Order Quantity), simulasi, analisis break-even, programasi lenier (linear programming). Manajemen operasi sering dianggap sebagai aplikasi dari riset operasi.
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini lebih sederhana dan dapat diaplikasikan langsung pada situasi manajemen. Beberapa contoh model manajemen operasi adalah : pengendalian persediaan seperti EOQ (Economic Order Quantity), simulasi, analisis break-even, programasi lenier (linear programming). Manajemen operasi sering dianggap sebagai aplikasi dari riset operasi.
Keterbatasan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/ Manajemen) Sayangnya
model kuantitatif banyak menggunakan model atau simbol yang sulit dimengerti
oleh kebanyakan orang, termasuk manajer. Pendekatan kuantitatif juga tidak
melihat persoalan peri laku dan psikologi manusia dalam organisasi. Meskipun
demikian potensi model kuantitatif belum dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat
dikembangkan lebih lanjut pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang
lebih berarti.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih
diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modern. Pengembangan model-model
dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan
komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional
kepada paramanajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu
manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting,
seperti dalam haL penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan
produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan
sebagainya. Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian
kepada hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan
dan pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu
sepertimotivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran ini sebenarnya
sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga
para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik
ilmu manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.
3.4 Evolusi Teori Manajemen
Evolusi
Teori Manajemen ada lima arah yang mungkin dalam
evolusi teori manajemen:
1) Dominan (dominance). Satu aliran utama saja akan muncul menjadi yang paling berguna.
2) Pemencaran (divergence). Masing-masing aliran utama dapat membelok dari jalurnya, dengan sedikit saja teori dari yang lain.
3) Konvergen (convergence). Aliran-aliran itu bisa akhirnya banyak persamaannya, dengan batas semakin kabur.
4) Sintesa (synthesis). Ahli-ahli teori yang lain memandang konvergensi (penggabungan) yang terlihat sekarang ini akan mengarah pada integrasi (paduan) perspektif aliran-aliran yang ada.
5) Perkembang-biakan (proliferation). Sebagai kemungkinan terakhir, masih akan timbul lebih banyak aliran atau perspektif.
1) Dominan (dominance). Satu aliran utama saja akan muncul menjadi yang paling berguna.
2) Pemencaran (divergence). Masing-masing aliran utama dapat membelok dari jalurnya, dengan sedikit saja teori dari yang lain.
3) Konvergen (convergence). Aliran-aliran itu bisa akhirnya banyak persamaannya, dengan batas semakin kabur.
4) Sintesa (synthesis). Ahli-ahli teori yang lain memandang konvergensi (penggabungan) yang terlihat sekarang ini akan mengarah pada integrasi (paduan) perspektif aliran-aliran yang ada.
5) Perkembang-biakan (proliferation). Sebagai kemungkinan terakhir, masih akan timbul lebih banyak aliran atau perspektif.
BAB 4
MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
3.
Manajemen dan Lingkungan Eksternal
3.1 Definisi
Lingkungan
Lingkungan
adalah ruang lingkup dimana suatu komunitas berada ntuk berinteraksi baik
dengan alam maupun mahluk hidup yang lain.
Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai:
1. Daerah di mana sesuatu mahluk hidup berada.
2. Keadaan/kondisi yang melingkupi suatu mahluk hidup.
3. Keseluruhan keadaan yang meliputi suatu mahluk hidup atau sekumpulan mahluk hidup, terutama:
1. Kombinasi dari berbagai kondisi fisik di luar mahluk hidup yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan mahluk hidup untuk bertahan hidup.
2. Gabungan dari kondisi sosial and budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu mahluk hidup atau suatu perkumpulan/komunitas mahluk hidup.
Istilah lingkungan dan lingkungan hidup atau lingkungan hidup manusia seringkali digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama.
Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai:
1. Daerah di mana sesuatu mahluk hidup berada.
2. Keadaan/kondisi yang melingkupi suatu mahluk hidup.
3. Keseluruhan keadaan yang meliputi suatu mahluk hidup atau sekumpulan mahluk hidup, terutama:
1. Kombinasi dari berbagai kondisi fisik di luar mahluk hidup yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan mahluk hidup untuk bertahan hidup.
2. Gabungan dari kondisi sosial and budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu mahluk hidup atau suatu perkumpulan/komunitas mahluk hidup.
Istilah lingkungan dan lingkungan hidup atau lingkungan hidup manusia seringkali digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama.
3.2 Faktor-faktor
Lingkungan Eksternal Mikro dan Makro
·
Lingkungan
Eksternal makro perusahaan meliputi :
1.
Teknologi
Dalam setiap masyarakat atau industri , tingkat kemajuan
memainkan peranan yang berarti . Sebagai contoh kemajuan teknologi akan
menurunkan permintaan akan manajer- manajer menengah dan lini pertama, Banyak
perusahaan sekarang menggunakan komputer untuk meramalkan operasi-operasi dan
schedulin produksinya , dimana pada waktu yang lalu dilakukan oleh fungsi –
fungsi manajemen menengah. Inovasi teknologi dapat juga menimbulkan posisi
persaingan baru dalam industri – industri yang berbeda. Ini semua menuntut
manajer perusahaan bersikap tanggap terhadap tantangan – tantangan dan mampu
memanfaatkan kesempatan yang ada. Manajer perlu senantiasa menaksir arah
perkembangan teknologi dan memperkirakan perngaruhnya pada organisasi atau
melakukan peramalan teknologi.
2. Ekonomi
Para manajer akan selalu terlibat dengan masalah-masalah
biaya sumber daya – sumber daya yang dibutuhkan dalam organisasi. Biaya ini
berubah-berubah setiap waktu karena pengaruh faktor – faktor ekonomi. Sehingga
manajer senantiasa perlu menganalisa dan mendiagnosa faktor – faktor ekonomi,
seperti kecenderungan inflasi atau deflasi harga-harga barang dan jasa,
kebijaksanaan moneter, dan kebijaksanaan fisikal dll, jadi manajer perusahaan
harus mencurahkan waktu dan sumber daya untuk melakukan peramalan ekonomi dan
antisipasi perubahan harga.
3.Lingkungan sosial kebudayaan
Merupakan pedoman hidup yang menentukan bagaimana hampir
seluruh organisasi dan manajer harus beroperasi . Lingkungan ini mencakup
kepercayaan , nilai-nilai, sikap-sikap, pandangan serta pola kehidupan yang
dibentuk oleh tradisi , pendidikan, kelompok , ethnis, teknologi , demografi,
geografis, serta agama dan kepercayaan dari sekelompok atau seluruh masyarakat
tertentu. Pengaruh dari pedoman hidup ini dapat sangat luas atau felatif sempit
. Misal, batasan bagi pekerja wanita mungkin hanya berlaku disuatu daerah,
tetapi dapat juga berlaku secara nasional
4. Dimensi Internasional
Komponen Internasional dalam lingkungan eksternal juga
menyajikan kesempatan-kesempatan dan tantangan-tantangan serta mempunyai
potensi menjadi faktor yang berpengaruh langsung pada operasi perusahaan.
Kekuatan-kekuatan internasional ini berpengaruh melalui perkembangan politik
dunia, ketergantungan ekonom transfer teknologi. Lebih sempit lagi, kekuatan
ini berwujud misalnya keterrgantungan sumberdaya impor, keadaan resesi,
persaingan dengan perusahaan – perusahaan multinasional, tingkat pertukaran
mata uang asing dsb. Maka hendaknya manajer mampu menanalisa dan mengantisipasi
untuk kemudian meletakkan dasar yang kuat dalam menghadapi perkembangan dunia
internasional.
Lingkungan eksternal mikro perusahaan meliputi :
1. Para pesaing
Lingkungan persaingan perusahaan tercemin dari tipe , jumlah dan norma – norma perilaku organisasi pesaing. Dengan pemahaman akan lingkungan persaingan yang dihadapinya , organisasi dapat mengetahui posisi persaingannya sehingga lebih mampu mengoptimalkan operasi – operasinya.
2. Langganan
Strategi kebijaksanaan dan taktik pemasaran perusahaan sangat tergantung situasi pasar dan langganan. Analisa langganan berguna untuk mengantisipasi perubahan perilaku pasar atau langganan dan mengarahkan pengolakasian sumberdayanya sesuai kebutuhan dan keinginan langganan.
3. Pasar tenaga kerja
Organisasi memerlukan sejumlah karyawan dengan berbagai bermacam – macam ketrampilan , kemampuan , dan pengalaman/ Kemampuan menarik dan mempertahankan karyawan yang cakap merupakan kebutuhan prasyarat bagi perusahaan yang sukses .
Ada tiga faktor yang paling berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan karyawan perusahaan, yaitu reputasi perusahaan di mata angkatan kerja, tingkat pertumbuhan angkatan kerja dan tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan.
4. Lembaga keuangan
Organisasi tergantung pada bermacam-macam lembaga keuangaan untuk memperluas kegiatan-kegiatannya . Kebutuhan akan dana dari lembaga-lembaga keuangan tersebut dapat jangka pendek untuk membelanjai operasi-operasinya atau jangka panjang untuk membangun fasilitas baru dan membeli peralatan baru.
5. Para penyedia
Setap organisasi sangat tergantung pada sumber-sumber dari sumber daya untuk memenuhi kebutuhan baku (mentah) , bahan pembantu, pelayanan energi , dan peralatan yang digunakan untuk memproduksi keluaran.
6. Perwakilan pemerintah
Hubungan organisasi dengan perwakilan-perwakilan pemerintah berkembang semakin komples. disamping merupakan atau menjadi para penyedia dan kreditur bagi perusahaan, juga menetapkan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi organisasi , prosedur-prosedur perijinan dll.
Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer di dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi contohnya yaitu perubahan perekonomian, peraturan pemerintah, perilaku konsumen atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. 1. Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen. Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung.
4.1 Tanggung
Jawab Sosial Manajer
Perubahan konsep manajerial dipengaruhi oleh faktor intern
dan ekstern. Seorang manajer mempunyai tanggung jawab social atas
keputusan-keputusan yang diambil, mengapa dikatakan demikian karena
mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik dalam jangka panjang
maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut hajat hidup orang
banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada organisasi tersebut (ini
kalau dilihat dari segi dimana seseorang bekerja). Atas dasar ini maka seorang
manajer dituntut untuk dapat mengimplementasikan etika berusaha (the ethics of
manager).
Tanggung jawab utama manajer adalah untuk menjalankan
perusahaan sesuai dengan keinginan pemegang saham selaku pemilik
perusahaan.Berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi
didepan pembulatan dalam mengambil keputusannya. Tanggung jawab perusahaan itu
merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer organisasi
perusahaan agar dapat menjalankan dan mewujudkan tujuan awal dalam sebuah
perusahaan, instansi ataupun dalam sebuah organisasi sekalipun.
Sumber : M.A.Mukhyi, "Pengantar Manajemen Umum", Penerbit Gunadarma, Jakarta 1991.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah apabila ada yang kurang atau salah serta apapun itu dalam postingan saya, agar saya bisa membenahinya. Terima Kasih!!