BAB
5
Proses
Perencanaan
v
Pengertian
Perencanaan ( Planning ).
Pada
dasarnyayang dimaksud dengan perencanaan yaitu, memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where),
mengapa (why), dan bagaimana (how).Jadi perencanaan yaitu fungsi dari seorang
manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan
pemutussan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program
yang dilakukan. (Oleh
T.Hani Handoko, op cit, hal. 77-78.)
v
Empat
tahap dasar perencanaan.
1.
Menetapkan
Tugas dan Tujuan.
Antarantugas dan
tujuan tidak dapat di pisahkan, suatu rencana tidak diformulir tanpa di
tetapkanterlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya.Tugasdiartikan
sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang
akan diperoleh.
2.
Observasi
dan Analisa.
Menentukan
factor-faktor apa yang dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan (Observasi),
bila sudah di ketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan
mana yang akan digunakan.
3.
Mengadakan
Kemungkinan-kemungkinan.
Faktor
yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam
pencapaian tujuan.Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas
dasar tertentu, missal lamanya peyelesaian, besarnya biaya yang dibutuhkan,
efisiensi dan efektifitas dan lain sebagainya.
4.
Membuat
Sintesa
Sintesa
yaitu alternative yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada
dengan cara mengawinkan sintesa dari kemungkinan-kemunkinan tersebut.Kemungkinan-kemungkinan
tersebut tidak mungkin diambil salah satu saja, sebab setiap kemungkinan yang
ada mempunyai kelemahan-kelemahan.
v
Rencana
Operasional (Operasional Plan).
Merupakan
penjabaran dari perencanaan strategic, adapun bentuk dari perencanaan ini yaitu
berupa anggaran dan prinsip-prinsip operasional, yaitu :
a.
Consentrated,
penerapan dari asas pengendalian yang dilaksanakan oleh manajer, agar
terlaksana unity of command dan unity of direction dalam setiap program kerja.
b.
Integrated,
penerapan aspek koordinasi dalam setiap pekerjaan agar tercapai keterpaduan
kerja guna menjamin tujuan yang efektif.
c.
Continue,
perlunya kesinambungan program kerja sehingga dapat digunakan untuk
perbaikan-perbaikan program kerja selanjutnya, sehingga terjadi peningkatan
efisiensi.
d.
Multi
instansion approach, agar integrasi tugas tetap terjaga dengan di dukung system
yang baik.
Rencana
ini meliputi perencanaan terhadap kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat
jangka pendek.
Adapun
dua rencana operasional yang perlu di ketahui, yaitu :
1.
Rencana
sekali pakai (Single use plan), yaitu kegiatan yang tidak digunakan lagi
setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci karena hannya
sekali pakai.
2.
Rencana
tetap (Standing plan), yaitu berupa pendekatan-pendekatan standart untuk
penanganan-penanganan situasi-situasi yang dapat diperkirakan terlebih dahulu
dan akan terjadi berulang-ulang.
v
Rencana
Strategik (Strategic Plan).
Bagian
dari rencana global yang lebih terperinci.Dimana dengan menyusun kerangka kerja
yang akan dilakukan untuk mencapai rencana global, dimensi waktunya adalah
jangka panjang.
Tiga
alasan penggunaan perencanaan strategic ini, yaitu : (Oleh T.Hani
Handoko, op cit, hal. 92.)
1.
Memberikan
kerangka dasar bagi perencanaan lainnya yang akan dilakukan.
2.
Mempermudah
pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
3.
Titik
permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan menajer dan organisasi.
Langkah-langkah
Proses Perencanaan Strategik : (Oleh Daut Scendel dan Charles, W Hofer
eds, Strategic Management a New View of Business Policy Planing, Litle, Brown,
Boston 1978.)
1.
Penentuan
misi dan tujuan organisasi.
2.
Pengembangan
profil perusahaan tentang kondisi dan kemampuan perusahaan.
3.
Analisa
lingkungan external.
4.
Analisa
internal.
5.
Identifikasi
kesempatan dan ancaman strategic.
6.
Pembuatan
keputusan strategic yang mencakup penetapan, penilaian dan pemilihan
alternative yang akan digunakan.
7.
Pengembangan
strategic perusahaan.
8.
Implementasi
strategic.
9.
Peninjauan
kembali dan evaluasi dengan memonitoring dan membandingkan serta menilai semua
kegiatan yang dilakuakan dengan yang akan dicapai.
v
Faktor
waktu dan Perencanaan.
BAB
6
Penetapan Tujuan
v
Misi
dan Tujuan Organisasi (Organization Goal)
Tujuan
berbeda dengan sasaran, dimana tujuan cakupannya lebih luas di bandingkan
dengan sasaran.Sasaran merupakan tujuan yang lebih khusus.Berbeda dengan
pengeertian misi di mana misi merupakan pernyataan umum dan abadi tentang
maksud tujuan organisasi yang membedakan organisasi yang satu dengan yang
lainya.
Etzioni
mengatakan bahwa tujuan organisasi merupakan keadaan yang diinginkan organisasi
yang dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai yang dinyatakan dalam suatu
pernyataan.Serta memperkirakan tentang keadaan di masa yang akan datang.
Dua
unsur dari pada tujuan, yaitu :
1.
Hasil
akhir yang ingin dicapai.
2.
Kegiatan
yang dilakukan saat ini untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam bukunya Manullag. Davis membagi
tujuan menjadi tiga jenis, yaitu :
1.
Tujuan
Primer
2.
Tujuan
Kolateral
3.
Tujuan
Sekunder
v
Fungsi
tujuan
1.
Sebagai
dasar dan patokan bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi baik
pengarahan, penyaluran usaha-usaha maupun kegiatan dari para anggota organisasi
tersebut tanpa kecuali.
2.
Sumber
legitimasi dengan meningkatkan kemampuan kegiatan-kegiatan yang dilakukan guna
mendapatkan sumberdaya yang diperlukan dalam proses produksi dan mendapatkan
dukungan dari linkungan yang berada di sekitarnya.
3.
Sebagai
standart pelaksanaan dengan mendasarkan diri pada tujuan yang akan dicapai yang
dibuat secara jelas dan dapat di pahami oleh anggota lainnya.
4.
Sumber
mitivasi untuk mendorong anggota lainnya dalam melaksanakan tugasnya, missal
dengan memberikan insentif bagi anggota yang melaksanakan tugasnya dengan baik,
menghasilkan produk di atas standart dan lain sebagainya yang akhirnya dapat
mendorong anggota lainnya.
5.
Sebagai
dasar rasional perusahaan, karena tujuan ini merupakan dasar perancangan dari
organisasi.
v
Managemen
By Objective (MBO)
Management
By Objective (MBO) menekankan pada pentingnya peranan tujuan dalam perencanaan
yang efektif, dengan menetapkan prosedur pencapaian baik yang formal maupun
informal, pertama dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai dilanjutkan dengan
kegiatan yang akan dilaksanakan sampai selesai baru diadakan peninjauan kembali
atas pekerjaan yang telah dilakukan.
MBO
adalah suatu proses partisipasi yang di rumuskan dalam bentuk misi atau
sasaran, yang dapat di ukur dimana pengunaan ukuran ini sebagai pedoman bagi
pengoperasian satuan kerja.
Maksud
utama penggunaan MBO yaitu untuk mencapai efisiensi dalam operasi seluruh
kegiatan organisasi.Proses penerapan MBO ini tergantung pada dua hipotesa,
yaitu :
1.
Bila
seseorang sudah terikat pada tujuan organisasi, diharapkan dia bersedia
berkorban lebih besar.
2.
Kapan
saja seseorang memperkirakan sesuatu bakal terjadi, maka dia berusaha akan
mewujudkannya.
BAB
7
Pebuatan
Keputusan
v
Tipe-tipe
keputusan
v
Proses
pembuatan keputusan
1.
Pemahaman
dan Perumusan Masalah
Manajer harus
dapat menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan bagian-bagian mana
yang harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
2.
Pengumpulan
dan Analisa Data yang Relevan
Setelah
masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusnya untuk membuat
keputusan yang tepat.
3.
Pengembangan
Alternatif
Pengembangan
alternative memungkinkan menolak kecenderungan membuat keputusan yang cepat
agar tercapainya keputusan yang efektif.
4.
Pengevaluasian
terhadap Alternatif yang digunakan
Menilai efktivitas
dari alternative yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan tujuan dan
sumberdaya organisasi dengan yang realistic serta menilai seberapa baik
alternative yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
5.
Pemilihan
Alternatif Terbaik
Didasarkan pada
informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidak sempurnaan kebijaksanaan
yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
6.
Implementasi
Keputusan
Manajer harus
menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumberdaya yang diperlukan,
serta menugaskan wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan tugas, dengan
memperhatikan resiko dan ketidak pastian terhadap keputusan yang
diambil.Sehingga perlu di buat prosedur laporan kemajuan periodic dan
mempersiapkan tindakan korektif bila timbul masalah baru dalam keputusan yang
dibuat serta mempersiapkan peringatan dini atas segala kemungkinan yang
terjadi.
7.
Evaluasi
dan Hasil Keputusan
Implementasi yang telah diambil harus
selalu di monitor terus-menerus, apakah berjalan lancer dan memberikan hasil
yang diharapkan.
v
Keterlibatan
bawahan dalam pembuatan keputusan
Keterlibatan
bawahan dalam mengambil keputusan dapat bersifat resmi missal dengan pembuatan
kelompok , bisa juga bersifat tidak resmi missal dengan meminta gagasan dan
saran-saran.Pembuatan keputusan yang didasarkan pada sifat formal lebih efektif
karena banyak masukan-masukan pengetahuan yang lainnya.Karakteristik situasi
keputusan dan gaya pembuatan keputusan menjemen akan mempengaruhi dan
menentukan apakah pembuatan keputusan dilakukan secara kelompok atau tidak.
Sumber : Penangantar
Manajemen Umum, M. A. Mukhyi, Jakarta 1991.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah apabila ada yang kurang atau salah serta apapun itu dalam postingan saya, agar saya bisa membenahinya. Terima Kasih!!